Mendata Burung Genus Arachnothera di Kiskendo
Kulon Progo, 18 – 19 Juni 2016
Adalah hari dimana kami (Tim PKM 70 Judul KPB BIONIC UNY) melakukan pengambilan data yang dilakukan di Desa Wisata Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo. Tim PKM terdiri dari 4 judul proposal penelitian yang berbeda namun pengambilan data dilakukan secara bersamaan. Salah satu judul proposal kami adalah mengenai Studi Popuasi dan Persebaran Genus Arachnothera di Dusun Kembang Soka. Pengambilan data dimulai sejak tanggal 18 Juni 2016 – 19 Juni 2016 pukul 08.30 WIB – 11.00 WIB. Genus Arachnothera terdiri dari 8 spesises burung, namun yang teramati di dusun Kembang Soka adalah 3 spesies yaitu Pijantung Kecil (Arachnothera longirostra), Pijantung Gunung (Arachnothera robusta), dan Pijantung Besar (Arachnothera affinis). Dari ketiga spesies yang ditemukan tersebut tim PKM Genus Arachnothera hanya dapat mengamati burung Pijantung Kecil saja sebanyak 4 individu pada hari pertama dan 7 individu di hari kedua. Sedangkan untuk data burung Pijantung Besar dan Pijantung Gunung kami dapatkan dari tim PKM yang lain dan dengan metode wawancara dengan warga setempat (Mas Kelik).
Selain burung dari Genus Arachnothera, kami juga banyak menemukan burung jenis lainnya yaitu burung Sikep Madu Asia (Pernis ptilorhynchus), burung Kadalan Birah (Phaenicophaeus curvirostris), burung Udang Punggung Merah (Ceyx rufidorsa), burung Madu Sriganti (Nectarinia jugularis) jantan dan betina, burung Cabai Bunga Api (Dicaeum trigonostigma) jantan dan betina, burung Madu Kelapa (Anthreptes malacensis), burung Cinenen Pisang (Orthotomus sutorius), burung Bondol Jawa (Lonchura leucogastroides) dan burung Madu Jawa (Aethopyga mystacalis) jantan dan betina. Ada pengalaman unik saat melihat burung Madu Jawa yang jaraknya hanya 2 meter dari kami, awalnya kami mengidentifikasi bahwa burung tersebut termasuk dalam spesies burung Madu Ekor Merah (Aethopyga temminckii) karena ciri – cirinya sangat mirip yaitu kepala berwarna Merah cerah sampai ke leher dengan warna ungu di atas kepalanya, punggungnya juga berwarna merah cerah, ekornya panjang lancip berwarna ungu, dan perutnya berwarna putih bersih. Kami awalnya sangat terpesona dengan burung tersebut betapa beruntungnya kami dapat melihat burung Madu Ekor Merah. Namun setelah ditanyakan kepada Mas Kir yang lebih tahu mengenai burung, Mas Aghnan, Yudha, Luqman, dan saya (Desi) sedikit kecewa ternyata burung yang sangat cantik itu adalah burung Madu Jawa yang memang ciri – cirinya hampir mirip dengan burung Madu Ekor Merah. “Yaaahh…..ternyata kami salah iden...” begitulah kataku setelah mengetahui nama burung yang sebenarnya.
Banyak sekali pengalaman pengamatan burung yang hanya dilaksanakan selama dua kali pengambilan data kemarin yang berbeda dari biasanya yaitu pengamatan kali ini dilaksanakan pada bulan puasa dan otomatis kami juga dalam keadaan berpuasa. Selain itu juga ada kendala yaitu kendala cuaca yang tidak mendukung yaitu hujan deras sehingga tidak memungkinkan bagi Tim PKM untuk mengambil data pada sore hari. Rasa kekeluargaan yang luar biasa sangat kami rasakan selama dua hari berada di Rumah Bapak Isno. Hujan deras disertai hawa dingin dan listrik padam ditambah lagi tidak ada sinyal justru membuat kami selalu berkumpul, bermain kartu UNO sesekali dan bercanda gurau menciptakan suasana yang begitu hangat dan nyaman. Betapa menyenangkan melakukan hal – hal demikian. Satu kalimat untuk menutup cerita pengalaman ini adalah “Terima Kasih Bionic telah memberikan pengamalan yang luar biasa yang tidak bisa di dapat kecuali di KPB BIONIC UNY" (Desi).
Di sana Gendu jatimulyo juga saya temukan kutilang emas dan Mantenan. Ini pendatang baru hehe... Dulu tahun 80an tidak ada sama sekali... Salam Kicau...
BalasHapusMadu Ekor Merah kayaknya ga ada. yang ada Madu Ekor Biru ( Sepah raja)...:D
BalasHapus